Pemanfaatan Air Hujan Untuk Permukiman Yang Layak Huni dan Berkelanjutan
Denpasar - Tingkat urbanisasi yang semakin tinggi memberikan tekanan pada kantong-kantong permukiman. Hal ini akan berdampak pada tinggi tuntutan pelayanan infrastruktur permukiman seperti air minum, layanan persampahan, dan sanitasi. Demikian penjelasan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, pada saat membuka acara Sosialisasi Peningkatan Upaya Pemanfaatan Air Hujan Dalam Rangka Perwujudan Permukiman Yang Layak Huni dan Berkelanjutan di Werdhapura, Bali (20/10).

Sosialisasi yang diinisiasi oleh Satuan Kerja Balai Teknik Permukiman dan Perkotaan tersebut, tak lain merupakan sebuah wujud komitmen pemerintah pusat, khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk terus melakukan pembinaan dan peningkatan pemahaman pemerintah daerah dan masyarakat dalam perwujudan permukiman dan perkotaan yang berkelanjutan.
Kegiatan Sosialisasi ini dihadiri oleh pemerintah daerah yang diwakili oleh Bappeda Kabupaten/Kota dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota se-Bali. Peserta juga datang dari kalangan akademisi universitas negeri dan swasta di Bali, serta tidak ketinggalan pihak asosiasi profesi dan swasta, terutama yang berkecimpung di dunia pariwisata.
Narasumber pada sosialisasi ini berasal dari Direktorat Bina Penataan Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kemen PUPR, Badan Lingkungan Hodup Kota Denpasar, dan Manajemen PT.Alam Santi selaku pengelolan Taman Petanu Eco Neighbourhood.